Senin, 21 Maret 2022

MAKALAH KESALAHAN GURU DALAM PEMBELAJARAN

 

MAKALAH

Tentang

KESALAHAN GURU DALAM PEMBELAJARAN

Diajukan sebagai tugas individu

Mata Kuliah : Profesi Keguruan

Dosen Pengampu  : Nanik Istikawati, M.Pd

 

 

 

 

 

Di susun oleh :

Oktaviana Khoirun Salsa Biila

 

 



 


  PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEMESTER 1

STAI SYEKH JANGKUNG PATI

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.

         Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen NANIK ISTIKAWATI, M.Pd pengampu mata kuliah Profesi Keguruan   yang telah memberikan tugas Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi saya untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai “Kesalahan Guru Dalam Pembelajaran ” sehingga dengan kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.

         Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga kami dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin. Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang penuh kebaikan dan telah membantu penulis.

         Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha sekuat tenaga dalam penyelesaian Makalah ini,  tetapi tetap saja tak luput dari sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa datang.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

 

                                                                        Kayen, 28 Januari 2022

 

                                                                                                            Penulis

 

 

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................  i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................  ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................  1

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................  1

1.2 Rumusan masalah .........................................................................................................  2

1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................................................  2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................  3

2.1 Kesalahan yang Sering Dilakukan Guru Ketika Mengajar............................................ 3

2.2 Faktor penyebab sikap guru yang menyimpang............................................................ 5

2.3 Solusi Mengatasi Kesalahan yang Sering Dilakukan Guru Ketika Mengajar............... 7

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................  10

3.2 Saran / solusi................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................  11

 

 

                                       

 


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

            Guru merupakan sosok yang begitu dihormati lantaran memiliki peran andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Ketika orang tua mendaftarkananaknya ke sekolah, pada saat itu juga ia menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual. Tugas guru tidak hanya mengajar, namun juga mendidik, mengasuh, membimbing, dan membentuk kepribadian siswa guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM).

Guru sepatutnya menjadi sosok panutan para siswa. Sehingga, patut ditiru tingkah lakunya dari pada mengikuti kelakuan para artis yang kerap tampil di layar kaca. Guru dengan kesahajaannya merupakan poin plus seorang pendidik, di samping penguasaan terhadap berbagai ilmu pengetahuan tentunya. Tapi, alangkah tidak idealnya jika seorang guru memperlihatkan perilaku-perilaku yang tidak pantas di hadapan muridnya. Bukan hanya satu dua hal saja, tapi banyak sekali. Ini tentu saja membuat kita miris dengan nasib moral generasi penerus bangsa ini, padahal pemerintah sering malakukan berbagai upaya peningkatan kualitas guru, antara lain melalui pelatihan, seminar dan lokakarya, bahkan melalui pendidikan formal, dengan menyekolahkan guru pada tingkat yang lebih tinggi. Seharusnya dari latar belakang pendidikan guru tersebut mestinya dapat berkorelasi positif dengan kualitas pendidikan juga dengan faktor lain yang mempengaruhinya.

Namun tidak demikian dalam pelaksanaannya, dalam praktek pendidikan sehari-hari, masih banyak guru yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam menunaikan tugas dan fungsinya. Kesalahan-kesalahan tersebut sering kali tidak sadari oleh para guru, bahkan masih banyak diantaranya yang menganggap hal biasa. Padahal sekecil apapun kesalahan yang dilakukan guru, khususnya dalam pembelajaran akan berdampak negative terhadap perkembangan peserta didik. Sebagai manusia biasa, tentu saja guru tidak akan terlepas dari kesalahan baik dalam melaksanakan tugas pokok mengajar. Namun bukan berarti kesalahan guru harus dibiarkan dan tidak dicarikan cara pemecahannya.

Guru harus mampu memahami kondisi-kondisi yang memungkinkan dirinya berbuat salah, dan yang paling penting adalah mengendalikan diri serta menghindari dari kesalahan-kesalahan.

 

 

1.2 Rumusan Masalah

 Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Kesalahan-kesalahan apa saja yang umumnya sering dilakukan guru ketika mengajar ?

2. Bagaimana solusi-solusi mengatasi kesalahan-kesalahan yang umumnya sering dilakukan guru ketika mengajar ?

3.  Mengapa sikap dan perilaku guru bias menyimpang?

 

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui kesalahan-kesalahan yang umumnya sering dilakukan guru ketika mengajar agar para calon guru yang akan datang tidak malakukan ataupun dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan tersebut.

2. Mengetahui solusi-solusi mengatasi kesalahan-kesalahan yang umumnya sering dilakukan guru ketika mengajar.

3.  Mendeskripsikan penyebab sikap dan perilaku guru bisa menyimpang

 

                                                                      BAB II

                                                               PEMBAHASAN

 

 

2.1 Kesalahan-kesalahan yang Sering Dilakukan Guru Ketika Mengajar

Kesalahan-kesalahan guru yang sering dilakukan guru ketika mengajar diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Jalan Pintas dalam Pembelajaran.

Mengajar tanpa persiapan tidak hanya akan merugikan peserta didik, tapi juga guru sebagai tenaga profesional. Seharusnya guru memandang pembelajaran sebagai suatu sistem, dimana jika salah satu komponennya terganggu tentu akan mengganggu seluruh sistem. Mengambil jalan pintas dalam pembelajaran. Akibatnya, pembelajaran di kelas berlangsung seadanya dan tanpa arah.

 

2. Pendidik kurang memberi perhatian dan penghargaan bagi peserta didik. Baik, memberi perhatian dan pendekatan bagi peserta didik yang bermasalah, dan memberi penghargaan yang pantas pada peserta didik yang berperilaku baik.  Biasanya guru akan memberikan perhatian kepada peserta didik ketika ribut, tidak memperhatikan, atau mengantuk di kelas, sehingga menunggu peserta didik berperilaku buruk terlebih dahulu.

 

3.  Menegakkan disiplin atau memberi hukuman yang tidak sesuai dengan kesalahan (destruktif disiplin).

Seringkali guru meberikan hukuman kepada peserta didik tanpa melihat latar belakang kesalahan yang dilakukannya. Tidak jarang guru yang memberikan hukuman melampaui batas kewajaran pendidikan dan banyak guru yang memberikan hukuman kepada peserta didik tidak sesuai dengan jenis kesalahan. Kesalahan-kesalahan dalam penegakan disiplin akan mengakibatkan fatal bagi keselamatan pendidik itu sendiri, karena peserta didik sudah merasa dirusak kepribadian serta harga diri mereka.

4.  Mengabaikan Keragaman Peserta Didik.

Setiap peserta didik memiliki perbedaan yang unik, mereka memiliki kekuatan, kelemahan, minat dan perhatian yang berbeda-beda. Latar belakang keluarga, latar belakang sosial ekonomi dan lingkungan, membuat peserta didik berbeda dalam aktivitas, kreativitas, intelegensi dan kompetensinya. Pendidik seharusnya dapat mengidentifikasi perbedaan individual peserta didik dan menetapkan karakteristik yang menjadi ciri kelasnya, dari ciri-ciri individual itulah yang menjadi karakteristik yang seharusnya pendidik memulai pelajaran. Dalam hal ini, guru juga harus memahami ciri-ciri peserta didik yang harus dikembangkan dan yang harus diarahkan kembali.

 

5.  Menganggap Peserta Didik Selalu Bodoh.

Pendidik selalu merasa dirinya paling pintar dan merasa bahwa peserta didik yang dihadapinya lebih bodoh dibandingkan dirinya. Peserta didik dipandang sebagai gelas yang perlu diisi air ke dalamnya. Perasaan ini sangat menyesatkan. Peserta didik sekarang dapat belajar melalui internet dan berbagai media massa yang mungkin pendidik itu sendiri belum pernah mencoba.

 

6.  Memperlakukan Peserta Didik Secara Tidak Adil.

Pembelajaran yang baik dan efektif adalah yang mampu memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik secara adil dan merata, sehingga mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam prakteknya banyak pendidik yang tidak adil sehingga dapat merugikan peserta didik. Dan ini merupakan kesalahan guru yang sering dilakukan, terutama dalam penilaian. Biasanya ketidakadilan dikarenakan faktor-faktor tertentu yaitu, karena kekayaan yang peserta didik punya, kecantikan dan kecerdasan dan lain-lain.

 

7.  Memaksa hak peserta didik.

Pendidik sering kali memaksa peserta didik untuk mendapatkan keuntungan. Menunggu peserta didik berperilaku negatif. Memaksa hak peserta didik merupakan kesalahan yang sering dilakukan guru, sebagai akibat dari kebiasaan guru berbisnis dalam pembelajaran, sehingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan. Guru boleh saja memiliki pekerjaan sampingan, memperoleh penghasilan tambahan, itu sudah menjadi haknya, tetapi tindakan memaksa bahkan mewajibkan peserta didik untuk membeli buku tertentu, sangat fatal serta kurang bisa digugu dan ditiru. Sebatas menawarkan boleh saja, tetapi kalau memaksa kasihan bagi orang tua yang tidak mampu.

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan guru tidak hanya yang disebutkan di atas ada pula kesalahan-kesalahan yang lain yang perlu kita analisis dan perhatikan agar kesalahan-kesalahan tersebut tidak dapat terulang kembali, yaitu sebagai berikut :

1.   Melupakan sistematika dalam menyampaikan materi ajar.

2.   Menerangkan membelakangi siswa.

3.   Memberikan tugas berlebihan.

4.    Metode yang monoton.

5.    Tidak menggunakan penggunaan media.

 

2.2 Faktor penyebab sikap dan perilaku guru yang menyimpang.

Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan anak bangsa. Bebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilaksanakan walaupun belum menunjukkan hasil yang optimal.pendidikan tidak lepas dari siswa atau peserta didik.Siswa merupakan objek didik yang harus diakui keberadaannya.Berbagai karakter siswa dan potensi dalam dirinya tidak boleh diabaikan begitu saja.

        Tugas utama guru adalah mendidik dan mengembangkan berbagai potensi tersebut.

Jika ada pendidik (guru) yang sikap dan perilakunya menyimpang karena dipengaruhi beberapa factor antara lain:

1.Adanya malpraktik (meminjam istilah prof Mungin)

yaitu melakukan praktik yang salah,miskonsep.Guru salah dalam menerapkan hukuman pada siswa.Apapun alasannya tindakan kekerasan maupun pencabulan guru terhadap siswa merupakan suatu pelanggaran.

2.Kurang siapnya guru maupun siswa secara fisik,mental,maupun emosional.

Kesiapan fisik,mental,serta emosional guru maupun siswa sangat diperlukan.Jika kedua belah pihak siap secara fisik,mental,maupun emosional,proses belajar-mengajar akan lancer,interaksi antara siswa dan gurupun akan terjalin harmonis layaknya orangtua dengan ankanya.

3.Kurangnya penanaman budi pekerti disekolah.

Pelajaran budi pekerti sekarang sudah tidak ada lagi.Kalaupun ada sifatnya hanya sebgai pelengkap,lantaran diintegrasikan dengan berbagai mata pelajaran yang ada.Namun realitas dilapangan pelajaran yang didapat para siswa kebanyakan hanya dijejali berbagai materi.Sehingga nilai-nilai budi pekerti yang seharusnya diajarkan justru dilupakan.

Selain dari ketiga factor diatas juga dipegaruhi faktor-faktor kejiwaan seperti yang diungkapkan Plato dalam”Tipologi Plato”,bahwa fungsi jiwa ada 3 yaitu:

1.Fikiran yang berkedudukan di kepala sebagai sumber kebijaksanaan.

2.kemauan yang berkedudukan di dada sebagai sumber keberanian,serta

3.Perasaan yang berkedudukan di tubuh bagian bawah sebagai sumber kekuatan menahan hawa nafsu.

Jikapikiran, kemauan,dan perasaan tidak sinkron maka akan timbul permasalahan.Perasaan tidak dapat mengendalikan hawa nafsu,akibatnya kemauan tidak terkendali,dan pikiran tidak dapat berpikir bijak.

 

Agar pendidikan diIndonesia berhasil,maka paling tidak pendidik memahami faktor-taktor tersebut.Kemudian mampu mengantisipasi dengan baik.Sehingga kesalahan-kesalahan guru dalam sikap dan perilaku dapat dihindari.

Bagaimanapun juga kualitas pendidikan di Indonesia harus mampu bersaing di dunia internasional.Sikap dan perilaku professional seorang pendidik akan mampu membawa dunia pendidikan lebih berkualitas.Dengan demikian diharapkan mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional Indonesia yaitu membentuk manusiaIndonesia seutuhnya.

 

 

2.3 Solusi-solusi Mengatasi Kesalahan-kesalahan yang Sering Dilakukan Guru Ketika Mengajar

Kesalahan-kesalahan tersebut sering muncul sebagai akibat dari kekurang pahaman guru terhadap bidang tugasnya. Hal ini dikarenakan guru tersebut tidak memiliki tingkat penguasaan kompetensi guru dengan baik. Kesalahan-kesalahan tersebut mestinya dapat diminimalisir bahkan dieliminasi atau dihilangkan, apabila guru yang bersangkutan memahami pokok-pokok permasalahan yang akan dan sedang terjadi selama dalam proses pembelajaran disekolah. Untuk mengatasi berbagai macam bentuk kesalahan tersebut diatas, berikut ini akan diuraikan sebagian kecil solusi pemecahannya.

1.  Jalan Pintas dalam Pembelajaran

Agar tidak tergiur untuk mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, guru hendaknya memandang pembelajaran sebagai suatu system, yang jika salah satu komponennya terganggu, maka akan menggangu seluruh system tersebut. Sebagai contoh, guru harus selalu membuat dan melihat persiapan setiap mau melakukan kegiatan pembelajaran, serta merevisi sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan perkembangan zamannya. Harus selalu diingat mengajar tampa persiapan merupakan jalan pintas, dan tindakan yang berbahaya, yang dapat merugikan perkembangan peserta didik. Pengembangan rencana persiapan pengajaran (RPP) mutlak diperlukan. Dan didalam pelaksanaannya guru harus terampil dalam mengelola organisasi kelas sesuai dengan kemampuannya untuk mencapai akhir dari tujuan materi yang diajarkannya. Solusinya Salah satu ciri keprofesionalan seorang guru adalah menyusun perencanaan pembelajaran secara benar. Perencanaan yang baik merupakan awal pelaksanaan yang baik. "Ingin berhasil dalam mengajar, buat persiapan secara matang!" Persiapan mengajar itu ibarat skenario dalam film. Tidak akan ada film yang baik dan enak ditonton tanpa skenario yang baik. Begitu pula dalam proses pembelajaran, tidak akan ada pembelajaran yang berhasil tanpa persiapan yang benar.

2. Pendidik kurang memberi perhatian dan penghargaan bagi peserta didik (Menunggu peserta didik berperilaku negatif).

Solusinya adalah dengan memperhatikan perilaku peserta didik yang menyimpang, dan mengeliminasi perilaku tersebut agar tidak terulang lagi. Memberi pujian dan penghargaan bagi peserta didik.

3.  Menggunakan destructive disicpline.

Akhir-akhir ini banyak perilaku negatif yang dilakukan oleh para peserta didik, bahkan melampaui batas kewajaran karena telah menjurus pada tindak melawan hokum, melanggar tata tertib, melanggar norma agama, criminal, dan telah membawa akibat yang sangat merugikan masyarakat. Demikian halnya dengan pembelajaran, guru akan mengahadapi situasi-situasi yang menuntut guru harus melakukan tindakan disiplin.

Seperti alat pendidikan lain, jika guru tidak memiliki rencana tindakan yang benar, maka dapat melakukan kesalahan yang tidak perlu. Seringkali guru memberikan hukuman kepada peserta didik tanpa melihat latar belakang kesalahan yang diperbuat, tidak jarang  guru memberikan hukuman diluar batas kewajaran pendidikan, dan banyak guru yang memberikan hukuman kepada peserta didik tidak sesuai dengan jenis kesalahan.

Dalam pada itu seringkali guru memberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan peserta didik diluar kelas (PR), namun jarang sekali guru yang mengoreksi pekerjaan peserta didik dan mengembalikannya dengan berbagai komentar, kritik dan saran untuk kemajuan peserta didik. Yang sering dialami peserta didik adalah guru sering memberikan tugas , tetapi tidak pernah memberi umpan balik terhadap tugas-tugas yang dikerjakan. Tindakan tersebut merupakan upaya pembelajaran dan penegakan disiplin yang destruktrif, yang sangat merugikan perkembangan peserta didik.

Bahkan tidak jarang tindakan destructive disclipline yang dilakukan oleh guru menimbulkan kesalahan yang sangat fatal yang tidak hanya mengancam perkembangan peserta didik, tetapi juga mengancam keselamatan guru. Di Jawa Timur pernah ada kasus seorang peserta didik mau membunuh gurunya dengan seutas tali raffia, hanya gara-gara gurunya memberikan coretan-coretan merah pada hasil ulangannya.

        Kesalahan-kesalaha seperti yang diuraikan diatas dapat mengakibatkan penegakan disiplin menjadi kurang efektif, dan merusak kepribadian dan harga diri peserta didik. Agar guru tidak melakukan kesalahan-kesalahan dalam menegakkan disiplin ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

a. Disiplinkan peserta didik ketika anda dalam keadaan tenang

b. Gunakan disiplin secara tepat waktu dan tepat sasaran

c. Hindari menghina dan mengejek peserta didik

d. Pilihlah hukuman yang bisa dilaksanakan secara tepat

e. Gunakan disiplin sebagai alat pembelajaran.

4. Mengabaikan perbedaan peserta didik.

Tanpa disadari atau tidak dalam setiap proses pembelajarannya, seorang guru kerap sekali mengabaikan perbedaan peserta didiknya. Hal tersebut terlihat dari penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi. Anak didik yang kita hadapi, masing-masing memiliki tingkat kemampuan dan kompetensi yang berbeda dalam menyerap pelajaran. Oleh sebab itu penggunaan metode yang bervariasi sangat dianjurkan. Ingat, tidak ada satu metode yang lebih baik diantara metode-metode yang lainnya.

5. Menganggap Peserta Didik Selalu Bodoh

Dalam hal ini pendidik harus menjadi pembelajar yang senantiasa menyesuaikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat. Dalam hal ini guru harus menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang senantiasa menyesuaikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dengan perkembangan yang terjadi dimasyarakat. Jika tidak, maka akan ketinggalan kereta, bahkan disebut guru ortodok.

6. Memperlakukan Peserta Didik Secara Tidak Adil (Tidak adil atau deskriminatif)

Ketidakadilan dalam proses pembelajaran akan memunculkan persaingan yang tidak sehat pada anak didik. Disisi lain sebagian anak bersemangat dalam belajarnya, tetapi disisi lain pula anak merasa tersisihkan. Perhatian meyeluruh dan penuh rasa cinta pada setiap peserta didik harus selalu ditumbuhkembangkan pada diri seorang guru untuk mengatasi ketidakadilan tersebut.

7. Memaksa hak peserta didik

Hindarilah, ingat sebagai guru akan diminta pertanggungjawaban di akhirat. Di dunia gaji tidak seberapa, jangan kotori keuntungan akhirat dengan menodai profesi. Niatkan menjadi guru sebagai ibadah. Jadikan pekerjaan guru sebagai ladang amal yang akan dipanen hasilnya kelak diakhirat. Percayalah, dan tanyakan pada hati nurani. Jangan mengambil keuntungan sesaat, tetapi menyesatkan. Sadarlah wahai guru, agar namamu selalu sejuk dalam sanubariku

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

 

3.1 Kesimpulan

Tentunya kesalahan-kesalahan di atas patut kita hindari meskipun tentunya sebagai manusia sulit rasanya untuk menghindar seratus persen dari kesalahan sebagaimana disebutkan di atas. Sebagai seorang guru kita juga jangan berlindung kepada sifat-sifat kemanusiaan kita untuk tidak mau merubah perilaku-perilaku yang cenderung merugikan siswa. Tentu saja masih banyak kesalahan guru yang lain, yang bisa berakibat pada kegagalan siswa dalam belajar. Kata kuncinya: Apabila terdapat kegagalan siswa dalam pembelajaran, maka di situlah guru perlu melakukan introspeksi. sudah benarkah yang dia lakukan? Kemudian dilanjutkan: apa yang bisa dia lakukan untuk memperbaiki keadaan? Jadi, guru harus selalu belajar.Ya, belajar dari buku, belajar dari teman, belajar dari murid, dan belajar dari dirinya sendiri.

 

3.2 SARAN

Para pendidik,calon pendidik,dan pihak-pihak terkait hendaknya mulai memahami,menerapkan,serta mengembangkan sikap-sikap serta perilaku dalam dunia pendidikan melalui teladan baik dalam pikiran,ucapan,dan tindakan..

 

 

 

 

 

                                                     DAFTAR PUSTAKA

http://apsijbi2013.blogspot.com/2013/02/guru-profesional-silabus-dan-rpp.html (30 mei 2014, 01.13)

Masdudi, 2012, Landasan Pendidikan Islam, Cirebon : At-Tarbiyah Press

Mulyasa, 2008, Menjadi Guru Profesional, Bandung : Remaja Rosdakarya

Mulyasa, 2012, Sertifikasi Guru, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Soebachman Agustina, 2014, Saatnya Menjadi Guru Terhebat, Yogyakarta: In Azna Books